Thursday, January 14, 2016

Filled Under: , ,

Umroh Mandiri, Nikmatnya Ibadah Berdua dengan Istri Part 2

Share
IMG 5417

Halo, ketemu lagi di Part 2, nah kalau pembaca langsung membaca bagian ini untuk pertama kalinya, maka dianjurkan untuk membaca link ini kemudian dilanjutkan Part 1. Oke, siap? lanjutt..

Sebelumnya di Part 1, diceritakan tentang bagaimana tantangan-tantangan yang juga merupakan beberapa kesalahan saya dalam mengambil tindakan, nah kesimpulannya, sebelum membayar tiket jangan keburu nafsu karena murah lalu kemudian langsung bayar, ingat visa umroh hanya dikeluarkan dari bulan Safar sampai Ramadhan, diluar itu jangan harap visa bisa keluar. Jadi cek dulu di tanggal tersebut apakah masih didalam range Safar - Ramadhan, jika iya jangan pikir panjang lagi, langsung book! Kalau pembaca menggunakan maskapai low cost carrier, biasanya tidak disertakan bagasi dan makanan, nah items tersebut bisa kita beli kemudiam, saran saya tidak usah dibeli sekaligus dengan tiket. Jaga-jaga saja mana tau rencana batal, jadi gak rugi-rugi amat.

Di Part 2 ini saya akan banyak bercerita tentang persiapan sebelum keberangkatan, apa-apa saja yang harus disiapkan, benda apa saja yang harus dibawa, item-item apa yang harus dilengkapi untuk kelengakapan dokumen visa, karena visa sarat penting untuk umroh, tanpa ada visa ini jangan harap bisa masuk tanah haram.

Selama hampir setahun saya mempersiapkan diri, terutama memperbanyak ibadah, mempelajari rukun umroh, dan mencari tahu sarana transportasi selama disana. Total pencarian tersebut ga benar-benar 1 tahun full, persiapan paling getol ketika 2 bulan mendekati keberangkatan. Ketika nonton televisi siaran langsung ibadah di Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi hati ini bergetar rasanya, ingin sekali rasanya beribadah kesana, dan dalam hati terus berdoa agar dimudahkan Allah untuk dapat mengunjungi rumah Nya.

Tibalah waktu yang diinginkan, di bulan November akhir, saya dihubungi kak Butet untuk mengirim paspor saya dan istri, oh iya sebelumnya staff beliau menghubungi saya untuk Land Arrangement yang saya ambil. Saya hanya mengambil Visa dan Hotel saja, Hotel di Madinah (4 Hari) dan Hotel di Mekah (5 Hari), total keseluruhannya 561 USD per orang, termasuk mahal ga? Kalau kata saya sih murah, karena hotel yang kami gunakan harusnya bisa diisi hingga 4 orang, tapi hanya kami pakai ber-dua, dan jaraknya 200m ke Mesjid Nabawi dan sekitar 400m ke Mesjid Haram. Sisanya untuk makan, transportasi kami cari sendiri walaupun untuk transportasi ini ceritanya agak seru, nanti saya ceritakan. Khusus untuk makan, saya punya pemikiran sendiri, ketika jauh-jauh ke negeri orang ngapain juga kita tetap makan makanan Indonesia, alangkah baiknya kita bisa merasakan bagaimana masyarakat lokal menyantap makanan aslinya, apalagi di Saudi semuanya Halal.

Karena saya kebetulan jauh diujung Timur, dan istri di ujung Barat, saya jadi tidak bisa menghadiri manasik yang diadakan kak Butet yang kebetulan sedang road show ke Medan, jadilah istri yang melakukan manasik, Alhamdulillah apa yang diajarkan beliau tentang rukun wajib dan apa-apa saja yang tidak boleh dilakukan ketika berihram, apa-apa saja sunnah ketika disana sesuai dengan kaidah sunnah yang diajarkan Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam, jadinya saya yang belajar langsung ke istri ketika saya tiba di Medan. Persiapan seperti pakaian ihram sudah dibeli oleh istri tercinta, sengaja dipilih yang tebal mengingat pada akhir tahun suhu di Madinah sangat dingin dan suhu di Mekah yang berangin.

H-3 keberangkatan, InsyaAllah segala yang wajib diketahui sudah mantap, pembaca bisa langsung googling untuk mengetahui tata cara singkat berumroh, saya merekomendasikan link ini. Saya dan istri pergi ke supermarket membeli beberapa snack, mie gelas (Indonesia sekali yah), oh ya kenapa mie gelas? Karena mie gelas ini lebih simple dan tidak memakan tempat, deterjen (pasti kan butuh nyuci disana, beli yang sachet sekali pakai saja), dan beli rice cooker! Ya rice cooker, hehe.. karena ini backpacker, jadi memang harus pinter-pinter olah otak untuk menghemat, lagian seperti yang diceritakan oleh orang-orang yang sudah pernah ber-umroh, beras disana tak seenak beras di Indonesia, dan rice cooker ini sendiri multi fungsi, dia bisa berubah menjadi penghangat makanan, memamasak air, atauh bahkan memasak nasi goreng! Jurus ini pasti udah jamak diketahui oleh anak-anak yang waktu kuliahnya nge-kost, hehe.. Untuk suplemen tambahan kami berencana membawa rendang (kesukaan saya) dan sambal teri (kesukaan istri). Kami ga tahu sehoror apa rasa makanan disana, walau saya pribadi tidak memilih-milih untuk masalah makanan, tapi agar tidak menderita "food shock" dan akhirnya pencernaan terganggu, ada baiknya membawa makanan kesukaan di Indonesia agar bisa menyesuaikan ketika berada di tanah Saudi.

H-2, Alhamdulillah passport yang ditempel visa sudah ditangan, kartu sakti ini lah yang akan membuka pintu gerbang menuju Mekah dan Madinah, dan saya pikir sekarang lah waktu yang tepat untuk check-in, karena menggunakan maskapai Air Asia maka untuk menghindari fee check-in di bandara maka dapat melakukan self check-in via web, ataupun aplikasi di handphone, dan saya juga berniat untuk membeli beberapa add-ons, seperti bagasi dan makanan selama di pesawat. Saya memilih check-in via web, dan ketika saya log-in ke account saya di web Air Asia, terkaget lah saya ternyata tanpa ada informasi terlebih dahulu jadwal penerbangan saya di rubah secara sepihak oleh pihak Air Asia, sempat panik, tapi akhirnya saya melakukan laporan ke support center via fasilitas chat, dan setelah menceritakan apa yang saya alami, pihak CS Air Aisa menyarankan saya untuk melakukan pelaporan via e-form, dan mereka menjanjikan akan meng-ekskalasi case saya ke pihak yang berwenang dan mereka lah yang berwenang untuk menjawab dan menyelesaikan masalah saya. Oh iya, jadwal saya di undur 1 hari dari jadwal normal, menjadi last flight dari KNO-KUL dan keberangkatan saya dari KUL-JED ke hari berikutnya lagi, bayangkan, saya udah rugi 2 hari berarti, cobaan apalagi ini ya Allah.

H-1, saya cek email ternyata belum ada jawaban dari pihak Air Asia, semakin panik lah saya, padahal besoknya harusnya sudah berangkat, dan saya tidak cukup ikhlas untuk berpasrah ke jadwal yang seenaknya diubah oleh Air Asia, karena jadwal original saya itu masih tersedia di website Air Asia, bahkan tiketnya masih available. Dan saya coba melakukan korespondensi via Twitter, dan mereka meminta detil informasi pribadi dan menjanjikan untuk menyelesaikan kasus saya di hari ini juga dan memberikan angin segar kalau penerbangan saya bisa dikembalikan ke jadwal original. Agak sedikit lega, dan baru ingat ternyata belum nukar uang ke Real, walaupun nilai tukar Rupiah ke Real di Saudi lebih baik, tapi saya butuh Real di kantong untuk jaga-jaga, setelah muter-muter money changer yang jarang sekali mereka punya Real, akhirnya ketemulah 1 money changer yang punya uang Real tapi dalam pecahan 500. Saat itu mereka menjual 1 SAR = 3800 IDR, mahal dibandingkan dengan kurs saat ini kalau via google, hehe. akhirnya saya ambil 1.000 SAR, bayangkan bergepok-gepok uang 3,8jt dapetnya cuman 2 lembar pecahan 500SAR, hehe. Saya memilih memegang uang rupiah untuk dibawa kesana setelah dari membaca beberapa pengalaman dan saran beberapa teman, karena nilai tukar disana malah jauh lebih bagus.

Setelah pulang kerumah, dan jam menunjukkan 16:00, tapi masalah saya ini belum ada jawabannya, semakin panik, walau istri coba menenangkan, dan memasrahkan untuk mengikuti jadwal yang telah di ubah, saya tetap bersikeras untuk berangkat sesuai plan awal, dan berkeyakinan kalau ini adalah kesalahan Air Asia karena biasanya mereka akan memberikan notifikasi jika flight di cancel atau di re-schedule. Padahal di tanggal 2 Desember, pihak Air Asia sempat memberikan notifikasi via email yang menyarankan agar saya melakukan check-in, dan di email tersebut jadwal flight-nya masih original. Akhirnya saya menelpon call center (yang setelah lebih 5 menit menunggu untuk disambungkan, ini lah yang membuat saya malas untuk complaining via telepon, selain pulsa dikuras, untuk tersambung ke representative nya membutuhkan waktu yang lama, complaining via chat atau twitter far more easier) pihak CS memberikan informasi bahwa sistem mereka sedang bermasalah sehingga tidak bisa melakukan pengecekan, waduh waduh, semakin panik lah saya, jam sudah menunjukkan 5 sore lebih, atau setara dengan jam 18:00 waktu Malaysia yang mana artinya semua sarana call center telah tutup. jeddeeerrr, selesailah sudahhh :'(

Setelah akhirnya pasrah, akhirnya saya menghubungi Kak Butet dan menceritakan apa yang sudah saya alami, beliau menyangka kalau pihak AA sengaja meng-cancel dan reschedule ke jadwal lain, tapi setelah saya ceritakan bahwa jadwal original saya masih available di website Air Asia, beliau agak sedikit bingung, bahkan sempat bercanda kalau di flight saya itu ada pejabat yang hendak berangkat, dan saya sengaja di campakkan, sedih yah.. Beliau menyarankan untuk tidak check in dulu, dan mencoba untuk datang langsung ke Bandara sesuai jadwal original saya, coba-coba mana tau bisa berangkat. Tanpa sepengetahuan saya ternyata beliau mendiskusikan masalah saya di group WA para Tour Leader Umroh, dan di sambut oleh bang Irfan yang bagian ticketing Air Asia, kak Butet menyarankan saya untuk berkomunikasi langsung dengan Bang Irfan, oh iya kebetulan Bang Irfan ini orang Medan juga. Setelah menghubungi beliau, beliau menyarankan saya untuk stick to the original schedule, dan beliau sendiri sempat sedikit emosi ke Air Asia, dan menyatakan ini 100% kesalahan Air Asia, karena jadwal original masih available di website, kenapa bisa-bisanya saya di reschedule dan anehnya tanpa pemberitahuan. Beliau berinisiatif membantu dengan channel dalam, mungkin karena beliau dibagian ticketing jadi bisa berkomunikasi langsung ke bagian yang mengurusi masalah saya ini, Bang Irfan Alhamdulillah sangat baik, beliau meng-garansi saya untuk penerbangan dari KUL-JED bisa sesuai schedule, tapi masalahnya penerbangan KNO-KUL seat nya sudah abis, akhirnya beliau menyarankan hal yang sama yaitu tetap berangkat ke bandara sesuai jadwal dan langsung berkomunikasi dengan pihak ground staff.

Cobaan demi cobaan sudah berdatangan, bahkan sebelum keberangkatan, pasrah karena niat ibadah dan setidaknya sudah berusaha semaksimal mungkin, jadi modal diri ini untuk tetap tenang dan tidak panik, seperti yang saya ungkapkan sebelumnya, umroh dan haji masalah undangan, kalau Allah belum berkehendak, sekuat apapun usaha yang dilakukan tidak akan berarti apa-apa. Saya berpasrah dan dalam doa berharap mudah-mudahan bisa sesuai schedule dan mudah-mudahan usaha saya ini berarti sehingga Allah ridho.

Saya sendiri mencoba tenang di depan orang tua, oh iya, mengenai orang tua ini punya cerita unik tersendiri, mungkin di part berikutnya akan saya ceritakan lebih detil, mulai awal sebenarnya orang tua agak ragu dengan niatan saya ber umroh yang kesannya seperti main-main, bagaimana mungkin kok umroh bawaannya tas carrier, dan cuma pakai baju koko, istri pake baju gamis, dan ga punya rombongan, untuk menenangkan beliau agar ikhlas melepas saya dan istri, terpaksa saya melakukan white lies, ketika ditanya "kok ga punya rombongan?" Saya jawab, "Nanti ketemu rombongan mak di Kuala Lumpur." "Oh jadi nanti disana meeting point-nya, yah?" "Iya Mak" kataku mencoba meyakinkan. Ya memang disana akan ketemu rombongan jamaah lain (jamaah Malaysia), dan memang di Kuala Lumpur lah tempat saya bertemu mereka. Mudah-mudahan dengan begitu beliau ikhlas melepas saya.

Akhirnya jam 5 Pagi saya sudah berangkat menuju Kuala Namu International Airport (Flight KUL-KNO jika sesuai schedule adalah pukul 08:00), setelah berpamitan dengan orang tua yang terlihat dari mukanya masih menyimpan tanda tanya. Saya dan istri diantar adik saya dan saya memintanya untuk tetap menunggu kami di bandara sampai kami benar-benar berangkat. Tentang jadwal pesawat yang tidak jelas ini, orang tua saya tidak tahu, semuanya secara gamblang saya ceritakan ke adik saya ini, sehingga jika terjadi apa-apa dia tau apa yang terjadi sebenarnya, termasuk kepergian saya yang hanya berdua dengan istri. Di bandara, pihak ground staff nya sangat cooperative, setelah menceritakan apa yang terjadi, mereka langsung membantu saya, saat saya menceritakan apa yang terjadi, saya ngotot untuk tetap di original schedule, dan mereka memahami keingingan saya. Seperti yang diungkapkan Bang Irfan, saya hanya bermasalah di jadwal KNO-KUL karena seat nya sudah full, pihak ground staff meberikan 2 opsi yang melegakan buat saya, pertama, saya disuruh untuk menunggu jika-jika ada penumpang yang tidak jadi terbang ataupun terlambat, dan kedua, jika penumpang yang terdaftar semuanya sudah check-in, maka saya akan dipindahkan ke pesawat Malaysia Airlines yang jadwalnya terpaut 30 menit, setelah menunggu sampai jam 07:30 akhirnya saya diijinkan untuk ikut flight tersebut, yang harusnya saya ga perlu ribet-ribet begini. Jujur, saya masih merasa seperti dicampakkan begitu saja, padahal tiketnya udah jauh-jauh hari saya beli. Alhamdulillah akhirnya saya berpamitan dengan adik saya, dan saya sudah mendapatkan jadwal yang pasti, penerbangan KNO-KUL dan KUL-JED sesuai jadwal. Akhirnya usaha saya berbuah hasil, Allah mendengarkan doa saya, Masya Allah, Alhamdulillah.

Saran dari Bang Irfan untuk menghindari terjadinya hal demikian, yang mungkin berguna untuk pembaca, jika sudah waktunya check-in maka jangan ditunda-tunda lagi, langsung saja check-in. Add-ons masih bisa dibeli kemudian walaupun kita sudah check-in.

Madinah, Mekah, Here we come! Bismillahirrahmanirrahim.

Lanjut Part 3

0 komentar:

Post a Comment