Umroh Mandiri, Nikmatnya Ibadah Berdua dengan Istri Part 1

Sebelum melanjutkan membaca Part 1, pastikan kalian sudah membaca bagian ini. Oke lanjut..

Perjalan umroh kami laksanakan pada tanggal 5 Desember 2015, tapi sebelum membahas apa yang terjadi di tanggal tersebut, mari kita flashback dulu, karena part yang paling seru adalah persiapan sebelum keberangkatan satu tahun sebelumnya, chek this out.

Satu tahun sebelumnya? Ga salah tulis itu? Hehe benar kok itu ga salah tulis, di tanggal 22 Desember 2014 dapat berita dari kantor bahwa semua karyawan dapat menfaatkan benefit pinjaman lunak sebesar 10 juta rupiah tanpa bunga yang dicicil selama 1 tahun, dan setiap karyawan diizinkan untuk mengambil pinjaman ini atau tidak, saya mendengar berita itu biasa aja sih, ga butuh-butuh amat, takutnya malah ambil pinjaman buat beli barang-barang yang ga penting. Tapi setelah merenung, akhirnya saya ambil karena terbesit niat untuk melakukan umroh. Di hari yang sama saya langsung kepikiran untuk hunting tiket dan tentunya dengan menggunakan maskapai low cost carrier, didapati tiket pulang-pergi sebesar 13,5 juta rupiah untuk KNO-KUL-JED 2 orang. Tanpa pikir panjang langsung saya ambil saat itu juga dan proses issue tiket berhasil tanpa hambatan, nah masalahnya adalah karena tanpa pikir panjang, menyebabkan beberapa tantangan-tantangan yang hampir saja membatalkan rencana umroh kami, Subhanallah. Nanti akan dijelasin tantangannya apa aja, hehe.

Dengan senangnya mendapatkan harga tiket murah untuk 2 orang akhirnya saya dihadapkan pada cobaan pertama, jujur, ketika beli tiket umroh itu saya ga mikir bagaimana cara apply visa, apa saja yang disiapkan dan lain-lain karena anggapan saya sama aja kayak mau luar negeri, apply visa sendiri, cari hotel sendiri, cus berangkat. Dan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Saya baru tahu ternyata visa umroh dikeluarkan dari bulan Safar sampai Ramadhan dalam penanggalan Hijriah, diluar itu jangan harap visa keluar, duh.. Syukur Alhamdulillah cobaan pertama bisa dilewati ternyata penerbangan yang saya pesan di bulan Rabi'ul Awal, jadi masih aman pikir saya.

Mulailah saya browsing-browsing, googling, blog walking dan apalah istilahnya mulai saya lakukan, dan saya semakin cemas karena apply visa itu tidak bisa kita lakukan sendiri dengan mengunjungi kedutaan besar Arab Saudi, karena memang peraturan dari Kerajaan Arab Saudi, untuk visa umroh diberikan kepada travel lokal yang mana travel lokal ini bekerja sama dengan muassasah (travel yang berwenang di Saudi) untuk mengeluarkan visa umroh. Ini dilakukan untuk mencegah imigran gelap yang masuk ke Arab Saudi, biasanya jamaah yang nakal, memakai visa umroh untuk bekerja secara ilegal, atau sengaja overstay sampai musim haji, hmmm.. Masalah berikutnya adalah, travel mana yang mau mengeluarkan visa saja? Dan visanya hanya untuk kami berdua? kalau tidak benar-benar kenal mana mungkin visanya akan dibantu, karena travel tersebut punya tanggung jawab, ketika jamaah yang visanya dibantu oleh travel A, dan jamaah tersebut tidak kembali ke tanah air setelah batas waktu (maksimal 30 hari) maka travel A itu akan di denda SAR50.000 (kurs saat ini 1 SAR = 3700 IDR) dan akan di black list. Beugh, makin panik lah saya, saya ga ada kenalan orang travel, tapi kepanikan itu tidak terlalu mengganggu mengingat masih 1 tahun lagi untuk keberangkatan, dan saya mulai menguatkan niat dan yakin pasti ada jalan. Untuk bagian ini saya ulangi sekali lagi, NIAT dan KEMAUAN adalah nomor satu, kemudian usaha. Seperti yang di tuliskan di dalam surah Ar Rad ayat 11

إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Qs. ar Ra’d : 11)

Do'a juga penting, seperti yang dituliskan dalam Hadist “Tidak ada seorang muslim yang berdo’a memohon kepada Allah, yang do’anya tidak mengandung unsur dosa dan pemutusan hubungan persaudaraan, kecuali Allah akan mengabulkan dengan tiga kemungkinan; memberikan apa yang dinginkan, disimpan (pahalanya) hingga di alam akhirat, atau diselamatkan dari bahaya yang mengancam“. (HR. Bukhori).

Jadi jelas, do'a dan ikhtiar adalah kuncinya, apalagi ini diniatkan untuk ibadah, pasti akan banyak sekali cobannya, tapi buahnya akan manis jika niat kita tulus karena Allah SWT.

Bulan Januari 2015 telah datang, dan saya tetap masih berkutat dengan bagaimana visa saya akan keluar, bagaimana caranya, akhirnya saya kepikiran mengunjungi kaskus, mana tau disitu ada ajakan untuk umroh bareng, nanti saya ikutan aja nebeng. Oh iya, karena umroh backpacker ini sedang digandrungi, pihak travel (walaupun tidak semua) akan mau memfasilitasi jika perginya secara beramai-ramai, minimal 10 orang dengan beberapa syarat tertentu, biasanya Land Arrangement (Visa, Hotel, Makan, Snack, Transportasi, Muthowif dll) di ambil dari mereka, dan tiket diserahkan kepada jamaah. Karena 60% biaya umroh itu adalah biaya tiket pesawat, jadi usahakan cari promo yah, karena kalau mahal juga mendingan ikut travel aja, apalagi yang malas urus ini itu, mendingan skip baca ini dan langsung hubungi travel karena kita tinggal tahu beres saja. Setelah browsing di kaskus, ternyata ga ada yang pas jadwalnya, rata-rata dibulan Januari 2016, setelah itu browsing lagi di facebook mana tau ada yang jadwal jamaahnya yang sama, ternyata ga ada juga, saya sudah menghubungi juga ke Team Leader jamaahnya, katanya dia ga bisa bantu karena jadwal saya tersebut masih awal-awal visa dikeluarkan dan kemungkinan saya ga bisa berangkat. Hehe panik edisi ke sekian kalo gitu ceritanya, sampai akhirnya ketika browsing tata cara dan pengalaman umroh backpacker ini saya ketemu Mas Imam yang domisili Jogja di Kaskus (Hi Mas, kalo baca ini kontak saya yah!). Singkat cerita beliau ini juga team leader uk keberangkatan Februari 2016, walaupun pesimis tentang visa saya dan beliau menyarankan untuk gabung ke group nya yang akhirnya saya memutuskan untuk fight di jadwal original saya, karena untuk pindah penerbangan ke jadwal beliau saya harus mengeluarkan tambahan yang hampir sebesar harga tiket tersebut. Beliau memberikan saya kontak orang yang bisa membantu mengeluarkan visa. Nah disinilah tantangan-tantangan yang dilewati dengan sabar mulai ada hasilnya.

Akhirnya, di bulan Maret 2015 saya mulai melakukan kontak dengan Mba Eli Lubis atau yang biasa dikenal Mba Butet (saya memanggil beliau Kak Butet, kebetulan sesama Sumut), yang ternyata beliau ini memiliki group di facebook "Ayo Ke Mekah" dan baru-baru ini mengeluarkan buku "A to Z umroh backpacker" yang membahas tuntas tentang umroh backpacker. Dari hasil perbincangan saya dengan beliau, Alhamdulillah beliau dapat membantu untuk mengeluarkan visa umroh walaupun nantinya yang berangkat hanya berdua dengan istri. Wow syukur Alhamdulillah, akhirnya do'a saya diijabah oleh Allah SWT. Karena masih lama lagi keberangkatannya, beliau meminta saya untuk menghubunginya kembali di bulan Oktober 2015.

Agak sedikit lega walaupun masih bercampur was-was tapi saya niatkan yang kuat, dan memang, ke tanah suci ini adalah masalah undangan, kalau Allah tidak ridho, mau sekaya apapun kita tidak akan bisa mengunjungi baitullah. Tapi orang yang miskin sekalipun, bisa Allah berangkatkan, mungkin banyak pembaca yang sudah tau tentang cerita tersebut. Jadi buat yang berniat umroh, azamkan niat dan usaha lah yang kuat. Menabung sedari dini dan mulai berbenah diri.

Lanjut ke part 2